Kamis, 26 Juli 2012

Janji & Sumpah Karate

JANJI KARATE:

  1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 
  2. Menuruti segala peraturan dan tata tertib Dojo
  3. Menilai tinggi tingkah laku, menghormati dan disiplin
  4. Berani membela kebenaran dan keadilan
  5. Berlatih karate dengan sungguh-sungguh untuk menyempurnakan akhlak manusia
  6. Tekun berusaha untuk kemajuan
SUMPAH KARATE:

  1. Sanggup Memelihara Kepribadian
  2.  Sanggup Patuh pada Kejujuran
  3. Sanggup Mempertinggi Prestasi
  4. Sanggup Menjaga Sopan Santun
  5. Sanggup Menguasai Diri

Tingkatan Dalam Karate

SHIHAN (Master):
Khusus pemegang tingkatan DAN V ke atas. Sedangkan tingkatan master/seniior yang diadobsi dari DAI NIPPON BUTOKUKAI adalah : Rensi (setara DAN V, VI), Kyoshi (setara DAN VI, VII), Hanshi (setara DAN VIII, IX, X).

SENSEI (Guru)
Khusus pemegang tingkatan DAN III - DAN IV (keatas)

SENPAI(Senior)
Pemegang tingkatan KYU atau DAN yagn lebih senior dari kita sampai tingkatan DAN I-II.

KOHAI (Junior)
Pemegang tingkatan KYU di bawah tingkatan yang kita sandang.

Selain panggilan diatas, terdapat sebutan-sebutan lain dalam tingkatan Karate-Do diantaranya:


KANCHO
Pimpinan tinggi suati aliran (ryuha) ataupun perguruan (kaiha)

SOKE
Pendiri suatu aliran

SAIKO-SHIHAN/SHUSEKI-SHIHANGuru Besar, Shihan tertinggi

DAI SENSEI/O-SENSEI
Guru yang paling dihormati/dikagumi

SHODAN-HO
Penyandang DAN I percobaan/dobawah pengawasan (selama 1 tahun)

SHONENBU SHODAN
Penyandang DAN I Junior, dibawah 16-17 tahun, diuji ulang pada saat usia mencukupi

DOHAI
Murid yang tingkatan dan statusnya sama/sejajar dengan kita

DESHI
Murid

UCHI-DESHI
Murid pribadi, yang paling dekat dengan gurunya

YUDANSHA
DAN I keatas, pemegang tingkatan sabuk hitam

MUDANSHA
Kyu 1 sampai Kyu 10, bukan pemegang tingkatan DAN sabuk hitam

MUKYU
Tingkatan Pemula (baru berlatih), bukan pemegang tingkatan Kyu.

Sabuk Karate

 Dalam beladiri Karate warna sabuk (obi) dipergunakan untuk membedakan antara satu karateka dengan karateka lainnya. Sabuk yang dipergunakan oleh karateka dasar/pemula saat mulai berlatih Karate dimulai dari sabuk putih. Secara filosofis, perbedaan sabuk Karate ini untuk menunjukkan bahwa karateka harus menjunjung tinggi sikap saling menghomati satu sama lainnya. Karateka yang baru belajar atau pemula harus menghormati karateka yang sudah lebih tinggi sabuk yang diraihnya, meski secara umur lebih muda. Namun demikian karateka yang sudah meraih sabuk lebih tinggi dari yang lainnya, wajib untuk menghargai dan menghormati pula karateka yang baru belajar. Sikap ini sejalan dengan prinsip Karate yang dijelaskan oleh Gichin Funakoshi bahwa Karate diawali dan diakhiri oleh sikap menghormati dan saling menghargai.

Sabuk Karate sendiri terdiri dari 7 warna sabuk yang diawali dari sabuk putih dan yang tinggi sabuk hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :


SABUK PUTIH (Kyu 10) : melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.



SABUK KUNING (Kyu 8) : melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.



SABUK ORANGE (Kyu 7): Oranye memaknakan tentang tumbuhnya kekuatan matahari yang menghangatkan bumi sebagai persiapan untuk sebuah kehidupan baru di musim semi. Sabuk Oranye sedang mulai merasakan terbukanya perkembangan tubuh dan pikiran.



SABUK HIJAU (Kyu 6) : Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.


SABUK BIRU (Kyu 4) : Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.


SABUK COKLAT (Kyu 3-1) : Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.



SABUK HITAM (DAN) : Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).

Aliran Karate

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF", seperti:
  1. Kyokushin
  2. Shorin-ryu
  3. Uechi-ryu

Filsafah Karate

FILSAFAH KARATE:

Rakka (Bunga yang berguguran)

   Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)

   Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

Peralatan Dalam Pertandingan Karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate:
  1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
    • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
    • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
    • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
  6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
  7. Seragam wasit/juri
    • Baju putih
    • Celana abu-abu
    • Dasi merah
    • Sepatu karet hitam tanpa sol
  8. Papan nilai/n scoring board
  9. Administrasi pertandingan
  10. bendera merah & biru untuk juri
  11. Peluit untuk wasit
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindung selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Pertandingan Karate

PERTANDINGAN KARATE DIBAGI ATAS DUA JENIS, YAITU:
  1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
  2. Kata (jurus) putera dan puteri
Kumite
   Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

Kata
   Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
  •  Shotokan : Kankudai dan Jion.
  •  Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
  •  Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
  • Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai
   Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.